Beberapa tahun belakangan, perusahaan telko besar di Indonesia mulai membuka infrastruktur mereka untuk bisa digunakan atau dipakai oleh perusahaan lain. Jadi bukan cuma mereka yang pakai kabel atau jaringannya tapi semua bisa pakai.
Tujuannya?
Yang pertama pasti adalah untuk keuntungan perusahaan lah. Seperti yang kita tahu bersama, pembangunan infrastruktur jaringan membutuhkan modal yang tidak sedikit. Ekspektasinya di awal pasti bangun jaringan, jualan lalu jaringan penuh kan?
Kenapa kok di Open?
Faktanya utilitas jaringan yang sudah dibangun ga sampai 30%.. Sisanya? ya nganggur. Oleh karena itulah makanya perusahaan gede mulai melihat open access sebagai opsi yang menguntungkan.
Jadi semua bisa pakai jaringannya dengan sistem sewa ataupun bagi hasil.
Lalu bagaimana dengan ISP lokal atau RTRW Net, apakah ini kabar baik atau sinyal bahaya?
Contoh Telko Besar yang Udah Buka Akses
Telkom – via TIF (Telkom Infrastruktur Indonesia)
Mereka punya anak usaha khusus ngurus jaringan namanya TIF. Nah, MyRepublic sekarang kerja bareng TIF, mereka pakai jaringan TIF buat nyambungin internet ke pelanggannya. MyRepublic gak perlu bangun sendiri, tinggal colok.
MyRepublic
Contoh nyata ISP yang fokus jualan aja, gak ribet bangun tiang & narik kabel. Tinggal sewa dari yang udah punya.
Asianet (Unifiber)
Main di daerah-daerah yang gak padat, kemungkinan besar mereka pakai cara sharing juga buat efisiensi. Artinya: jaringan gak harus dimiliki sendiri semua.
WIFI & PLN Icon Plus
PLN punya kabel serat optik di jalur listrik mereka, nah ini sekarang dimanfaatin juga buat internet. Jadi gak cuma listrik doang yang lewat situ.
XL Axiata + Huawei
Pakai teknologi namanya AirPON buat bikin jaringan FTTH lebih cepat dan murah. Lagi-lagi, ini soal efisiensi.
Fakta Penting dari APJATEL (2023)
- Skor Fiber Development Index Indonesia: 37% (peringkat 51 dari 93 negara).
- Penetrasi FTTH kita masih 12%, kalah jauh dari Malaysia & Thailand.
- Belum semua tau bagaimana proses dan sop untuk sharing akses ini.
Tapi, ada juga kabar baik:
Beberapa kota besar seperti Denpasar, Bogor, dan Solo udah mulai mendorong sistem utilitas bersama. Artinya, satu infrastruktur askes bisa dipakai untuk banyak ISP. Lebih murah & cepat.
Tentunya ga banyak kabel yang bikin semrawut.
Buat RTRW Net & ISP Lokal, Ini Artinya:
✅ Peluang kolaborasi terbuka lebar
Kamu bisa fokus di area akuisisi pelanggan & pelayanan, bukan memikirkan membangun infrastruktur lagi.
✅ Gak perlu bangun semuanya sendiri
Ada kok jalur yang bisa kamu sewa dengan skema openaccess. Modal lebih ringan, ekspansi bisa lebih cepat ke beberapa daerah tanpa menunggu bangun sendiri.
⚠️ Tapi kalau diem aja, bisa disalip!
ISP gede bakal makin agresif, masuk ke wilayah kita dengan harga promo dan tim support dan capital yang tanpa batas. Kalau kita gak siap, bisa-bisa tergeser.
Jadi, Apa yang Bisa Dilakuin?
- Cek wilayahmu ada gak jaringan yang mulai di open? ada ga ODP yang bisa dipakai bareng-bareng?
- Ngobrol ke pemilik jaringan seperti Telkom, PLN Icon Plus dan yang lainnya.
- Siapkan model bisnis sewa infrastruktur untuk perusahaan yang punya infra tidak terpakai.
- Kolaborasi ISP Lokal, mulai kerjasama dengan ISP di satu wilayah untuk berbagi jaringan dengan skema sama-sama menguntungkan.
- Pelajari aturan lokal: jangan sampai kena sanksi cuma gara-gara telat urus perizinan
Penutup
Sekarang bukan zamannya rebutan bikin tiang lagi. Zamannya barengan bangun koneksi. Kalau yang besar aja udah mau berbagi, kenapa kita sesama pemain lokal gak bisa saling bantu juga?
*OpenAccess